Bandung — Sebuah kabar mengejutkan kembali datang dari dunia medis. Di tengah kepercayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan, muncul dugaan kasus pelecehan yang menyeret seorang dokter magang di salah satu rumah sakit terbesar di Jawa Barat, yakni Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Seorang perempuan, yang awalnya datang untuk menemani keluarganya menjalani perawatan, diduga menjadi korban tindakan tidak senonoh oleh dokter yang sedang menempuh pendidikan spesialisasi. Berdasarkan pengakuan korban, sang dokter mengajaknya masuk ke sebuah ruangan tertutup dengan dalih ingin melakukan pemeriksaan tambahan. Namun, di dalam ruangan tersebut, situasinya berubah menjadi mencurigakan dan tidak sesuai prosedur medis.
Setelah merasa dilecehkan, korban segera melapor ke pihak berwenang. Tak lama berselang, kepolisian langsung menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan penyelidikan intensif. Dari hasil pemeriksaan awal, diketahui bahwa dokter muda itu memiliki kecenderungan seksual yang tergolong menyimpang. Ia disebutkan menikmati situasi di mana korban berada dalam kondisi tidak berdaya atau hampir pingsan.
Informasi ini sontak menyulut kemarahan publik. Jagat media sosial pun langsung dipenuhi komentar warganet yang geram. Tagar yang menuntut keadilan bagi korban dan penindakan tegas terhadap pelaku langsung menjadi tren.
Manajemen RSHS sendiri telah buka suara. Dalam pernyataan resminya, pihak rumah sakit menyatakan bahwa mereka sangat menyayangkan insiden tersebut dan berjanji akan mengambil langkah tegas, baik terhadap individu yang terlibat maupun dalam memperketat prosedur pengawasan internal.
Pengamat kesehatan menyebut bahwa insiden ini menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan kedokteran. Selain kompetensi akademis, integritas dan kesehatan mental juga harus menjadi syarat mutlak dalam membentuk seorang dokter yang beretika.
Saat ini, proses hukum masih berjalan dan pelaku sudah diamankan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Masyarakat berharap agar kasus ini bisa diusut tuntas tanpa ada yang ditutup-tutupi, demi menjaga kepercayaan publik terhadap layanan medis.
Tinggalkan Balasan