Sebuah peristiwa yang mengguncang rasa aman warga kembali terjadi di Bandung. Seorang siswi sekolah menengah pertama mengalami tindakan tidak pantas dari seorang pengemudi transportasi daring saat sedang dalam perjalanan menuju rumahnya.
Kronologi Singkat
Korban yang kala itu menumpang layanan transportasi online bersama rekannya, diarahkan sopir untuk duduk di kursi depan, dengan alasan pintu belakang tidak berfungsi. Awalnya korban tak curiga, hingga sopir mulai bertingkah di luar batas.
Tanpa alasan yang jelas, sopir meraba bagian tubuh korban ketika memasangkan sabuk pengaman. Bukannya berhenti, pelaku justru melontarkan kata-kata yang melecehkan, meskipun tahu bahwa korban masih duduk di bangku SMP.
Penindakan dari Kepolisian
Setelah rekaman kejadian itu tersebar di media sosial, publik menyorot kasus ini dengan serius. Aparat dari Polresta Bandung bergerak cepat dan berhasil mengamankan pelaku untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Saat ini proses penyelidikan masih berlangsung.
Dukungan Psikologis untuk Korban
Karena korban merupakan anak di bawah umur, lembaga perlindungan anak setempat telah turun tangan. Mereka memberikan pendampingan psikososial guna memastikan korban tetap merasa aman dan didengar.
Panggilan untuk Semua Pihak
Kasus ini menyadarkan kita bahwa perlindungan terhadap pengguna jasa, terutama perempuan dan anak, tidak boleh dianggap remeh. Evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan layanan transportasi digital perlu segera dilakukan, agar insiden seperti ini tidak terulang.
Tinggalkan Balasan